Ahlan Wa sahlan di Catatan nir.. Semoga menginspirasi bagi yang menikmatinya ^_^ Salam embun

Selasa, 01 Mei 2012

UNS World Class University : Antara Bayang-bayang dan Optimisme Mahasiswa FKIP


Dunia pendidikan dewasa ini khususnya pendidikan di Indonesia banyak diperbincangkan dalam lokal, nasional, maupun internasional. Hal ini mengalami banyak sorotan dari berbagai lembaga akademis maupun non akademis, tidak menampik pula bahwa pendidikan merupakan isu yang interest dan bisa diperhitungkan dalam persaingan pasar global. Tapi bagaimana agar pendidikan di Indonesia memiliki sinergitas yang meyakinkan? Bagaimana pendidikan bisa bersaing dalam kelas dunia? dalam persaingan global memerlukan kemampuan segenap sektor pendidikan untuk menggerakkan seluruh daya dan upaya dalam mencapai beberapa langkah secara sinergis dalam memajukan pendidikan ini. Karena menurut UU Nomor 2 Tahun 1989 pendidikan merupakan usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Khususnya dengan tujuan dapat menjawab tantangan zaman ke depannya karena kedinamisan selalu ada dan fleksibilitas serta dibutuhkan akuntabilitas dan kredibilitas dari pendidikan itu sendiri guna pencapaian secara integral serta menjunjung hakikat kemanusiaan yang lebih beradab.
Di Indonesia pun tidak kalah ketinggalan dalam persaingan pendidikan yang kian membahana ini, banyak sekali kemajuan yang dikontribusikan dalam pendidikan, sektor pendidikan di Indonesia tumbuh dan berkembangnya dipengaruhi dari segi intern maupun ekstern, sering mengalami fluktuasi kuantitas maupun kualitas, penurunan, peningkatan dan kemajuan dari rendah hingga sangat pesat, meskipun fluktuasi pendidikan kerap sekali terjadi, akan tetapi pendidikan sangat urgent dalam kehidupan ini dan harus dibangun supaya memiliki aspek berupa daya saing yang tinggi dengan pendidikan bangsa lain.
Tantangan ke depan dalam menghadapi persaingan global adalah kemampuan institusi pendidikan menempatkan diri sejajar dengan sekolah-sekolah terkemuka di dunia. Seperti yang sedang popular dibahas dalam institusi perguruan tinggi nasional disejajarkan dengan universitas-universitas terkemuka di dunia dengan perangkingan universitas kelas dunia atau istilah yang kerap sekali kita dengar adalah World Class University (WCU). Sebagai civitas akademik WCU merupakan bahasan yang popular di dunia pendidikan. Secara akademik, universitas hanya masuk dalam beberapa metode perankingan universitas dunia, seperti: Academic Ranking of World Universities (ARWU), The Times Higher Education Supplement (THES) maupun ranking universitas dunia secara elektronik melalui Webometric Untuk itu, suatu Universitas/Perguruan Tinggi hendaknya perlu bekerja lebih keras guna mencapai impian untuk masuk dalam kategori World Class University.
Beberapa kriteria World Class University diantaranya adalah 40 % tenaga pendidik bergelar Ph.D, publikasi internasional 2 papers/staff/tahun, jumlah mahasiswa pasca 40% dari total populasi mahasiswa (student body), anggaran riset minimal US$ 1300/staff/tahun, jumlah mahasiswa asing lebih dari 20%, dan Information Communication Technology (ICT) 10 KB/ mahasiswa. Bisakah universitas-universitas Indonesia memenuhi syaratnya? Beberapa persyaratan yang menjadi motivasi dan tantangan bagi bangsa Indonesia. Tapi apakah pendidikan Indonesia sudah mampu bersaing dengan universitas luar negeri dan masuk kategori World Class University? Jawabnya SUDAH, bersumber dari (http://www.webometrics.info) pada 2003, ada tiga perguruan tinggi yang masuk 500 besar, yaitu Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Universitas Indonesia (UI). Pada 2006, masuk lagi Universitas Diponegoro (Undip) dan pada 2007 bertambah lagi dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Universitas Airlangga (Unair). Tidak kalah pula Universitas Sebelas Maret (UNS) sejak tahun 2008 sudah masuk dalam rangking dunia, pada tahun 2011 ini UNS yang visinya “Menjadi pusat pengembangan ilmu, teknologi, dan seni yang unggul di tingkat Nasional dan Asia Pasifik dengan berlandaskan nilai-nilai luhur budaya nasional” berhasil masuk dalam urutan 1500 an World Class University. Sebuah prestasi yang pantas diberi apresiasi, dengan visinya yang tersurat sudah jelas bahwa UNS ingin menjadikan universitas yang unggul termasuk di luar negeri. Dengan fakta itu, sebenarnya kualitas pendidikan tinggi kita mengalami kemajuan. Lantas, siapkah kita sebagai mahasiswa UNS berkontribusi guna perwujudan UNS World Class University? terlebih kita sebagai mahasiswa FKIP yang memiliki andil dalam perkembangan pendidikan dewasa ini yang harus mampu bersaing karena disejajarkan dengan mahasiswa universitas terkemuka dalam negeri maupun luar negeri yang lainya? Seberapa jauh yang kita berikan untuk penyokongan kampus kita ini? Diibaratkan mahasiswa FKIP seperti arsitek pendidikan bangsa yang mampu mendesain kehidupan ini dengan lampu yang bercahaya terang dari pancaran seorang pendidik yang mulia. Sejatinya dengan menujunya UNS sebagai WCU menjadikan motivasi bagi mahasiswa FKIP dan harus memerankan perannya agar dapat memberikan sumbangan prestasi demi majunya UNS dalam perhelatan terkemuka di dunia pendidikan ini. Mahasiswa FKIP dituntut memiliki banyak akses guna jaringan dunia yang lebih baik. Suatu hal yang sangat mengejutkan sekaligus menggembirakan, suatu hal yang awalnya sebuah impian menjadi kenyataan, tapi apakah hal itu hanya akan menjadi bayang-bayang mahasiswa FKIP menuju WCU ini? Rangking dunia telah kita peroleh, hal itu bukan sebuah pantulan bayangan lagi bagi kita apalagi bukan sebuah bayang-bayang lagi, akan tetapi sebuah keadaan konkrit yang harus kita jawab karena ini adalah tantangan bagi kita dan harus kita lakukan dengan langkah nyata agar bayang-bayang tersebut menjadi sebuah proses yang penuh keoptimisan bagi mahasiswa. Sebuah bayang-bayang bagi mahasiswa khususnya mahasiswa FKIP yang memandang skeptis terhadap UNS World Class University ini, ketidakpercayadirian menjadi faktor yang mendasar bagi mahasiswa, ketidayakinan akan kondisi UNS yang apakah bisa bersaing dengan universitas lain hanya akan menjadi momok sekaligus bayang-bayang mahasiswa, akan tetapi kalau kita menyadarinya bahwa mahasiswa FKIP itu harus memberikan sumbangan besar demi terwujudnya UNS World Class University ini, mahasiswa FKIP seharusnya bangga penuh dengan keoptimisan yang tinggi kalau mahasiswa FKIP bisa berperan dengan penuh kemauan kuat. Nah, jelas tergambar bayang-bayang hanya akan menjadi efek pesimistis yang akan mengendorkan semangat berprestasi secara kompetitif mahasiswa dalam mewujudkan WCU.
Lantas seperti apakah tindakan konkret mahasiswa FKIP menuju WCU dengan tidak berpandangan hanya akan menjadi bayang-bayang yang negatif? Mahasiswa FKIP yang esesensinya akan menjadi seorang pendidik dan tenaga pengajar harus memiliki keoptimisan karena seorang pendidik dapat membawa arah kemana pendidikan indonesia ini termasuk WCU, sesuai dengan visi FKIP UNS ”Berkarakter Kuat dan Cerdas” visi tersebut harus selalu dipegang karena mahasiswa FKIP harus memulai dari dirinya sendiri memaknai arti makna dari visi itu. Selalu memegang dasar yang kuat melalui pembangunan karakter pendidik dan tenaga kependidikan yang memiliki etika akademik dengan ciri-ciri rasional, obyektif dan normatif. Etika akademik tersebut harus menjadi unsur fundamental moralitas dalam menghadapi perkembangan sosial, ekonomi, politik, budaya dan iptek.
Mahasiswa FKIP disini sebagai subyek dari pendidikan, mahasiswa FKIP diharapkan lebih kritis, inovatif, kreatif dalam menghadapi persaingan kompetisi setingkat World Class University, adanya pertukaran pelajar dengan negara lain, adanya mahasiswa asing yang masuk sebagai mahasiswa FKIP UNS merupakan jawaban syarat menuju WCU. Mahasiswa yang kuliah dalam FKIP harus mampu dan menunjukan bahwa pendidikan keguruan adalah penghantar menuju WCU, mahasiswa FKIP harus pandai membaur dengan sekelilingnya, ibarat pohon teratai yang tumbuh disekitarnya penuh dengan kejorokan tetapi ia mampu bertahan bahkan memunculkan bunga yang indah dan menawan begitu pula mahasiswa FKIP harus menjunjung tinggi pendidikan dan memberikan pendidikan kepada semua orang dengan memperlihatkan etika dan moralitas serta tidak luput dari berkarakter kuat dan cerdas karena dalam universitas berkelas dunia atau Worls Class University tidak hanya aspek kualitas fisik saja yang menjadi tolak ukur, akan tetapi universitas yang tetap memegang teguh visinya tidak goyang dengan perkembangan zaman.
Menciptakan sebuah inovasi baru dalam sumbangan penilitian, riset, dan pemikiran ilmiah. Banyak data yang menyebutkan bahwa mahasiswa FKIP sudah banyak dan tergugah dalam melakukan sebuah inovasi dan penelitian-penelitian seperti dalam lomba karya tulis ilmiah, Program kreativitas mahasiswa, artikel ilmiah, dll. Sebuah perubahan yang menarik dari mahasiswa FKIP sendiri yang mana sekarang terlihat lebih kontributif. Menjunjung tinggi nilai-nilai ilmiah, etika dan estetika yakni apakah setiap unit menjunjung tinggi prinsip-prinsip kebenaran dan kejujuran ilmiah. Penelitian maupun riset serta pemikiran dari mahasiswa FKIP harus di upload di internet, ini menunjukan bahwa seberapa besar tulisan mahasiswa FKIP ini dari sisi kuantitas dan kualitas. Mengikuti kompetisi lokal, nasional, maupun internasional. Penguasaan bahasa asing dan ICT (Information Communication Technology) harus dimiliki agar dapat membangun komunikasi yang baik serta mampu menciptakan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat dan bertaraf internasional.
Dari penjabaran di atas, apakah dengan menujunya UNS World Class University hanya akan menjadi bayang-bayang pesimistis yang stagnan yang dapat mengalahkan keoptimisan yang seharusnya dikontribusikan mahasiswa FKIP??


*Semarak Sastra
(Masih belajar ^^ beluum indah, he)

0 komentar:

Posting Komentar