Ahlan Wa sahlan di Catatan nir.. Semoga menginspirasi bagi yang menikmatinya ^_^ Salam embun

Selasa, 01 Januari 2013

MUNGKINKAH MEMBANGKITKAN KEMBALI PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA ? (THE GREAT DESIGN OF CHARACTER)


Maju suatu negara karena karakter bangsa
Hancur suatu negara karena bobroknya karakter bangsa
Karakter jiwa naturalisme bangsa
Karakter realisme akhlak terindah
Nan bergelar desain besar
Demi kokohnya moralitas negeri

“Innama bu itstu liutammima makarimal akhlak”

K
arakter merupakan jiwa terindah bangsa Indonesia, kepribadian bangsa Indonesia yang mengglobal ramah di kancah internasional, semua itu karena Indonesia sebagai negara yang berbangsa penuh karakter nan baik. Tak hanya konsep, pola, format, desain saja yang apik akan tetapi perlu sebuah realisme menuju tangga kenyaataan dalam mengembangkan pendidikan karakter bangsa Indonesia hingga mencapai desain besar yang terintegral dalam pendidikan dewasa ini agar garis das sollen senantiasa seimbang dengan garis das sein. Karena pendidikan karakter merupakan bagian yang terintegral dari pendidikan kita, suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dan bersifat satu kesatuan yang utuh. Akan tetapi dalam kenyataannya bangsa kita menghadapi tantangan yang sangat berat yang merupakan challenge bagi bangsa Indonesia, kita bisa melihat bangsa kita mengalami suatu efek dari degradasi moral, tawuran pelajar sering kita jumpai, tindak kekerasan, pelajar yang yang tidak memiliki sopan santun, membolos, berjudi, berbohong, tidak beribadah,  menggunakan narkotika sampai terjadinya inkoherensi atas retorika pendidikan karakter itu sendiri. Pendidikan karakter merupakan solusi dalam membenahi sikap dan kepribadian nasional sekarang yang mengalami disorientasi dan terpuruknya derajat karakter yang lemah. Sesungguhnya Islam juga sangat memandang penting akan pendidikan karakter itu sendiri
Setumpuk mengenai Pendidikan Karakter
Ditinjau dari sudut etimologi, kata “karakter” atau dalam bahasa Inggris disebut “character” berasal dari kata Yunani “charassein”Webster’s New World Dictionary of the American Language diartikan sebagai “pola perilaku moral individu.” Oleh karena itu, pendidikan karakter dapat didefinisikan sebagai upaya membentuk pola perilaku moral individu yang baik lewat proses berkesinambungan yang berarti “mengukir.” Menurut Ki Hadjar Dewantara, di dalam jiwa, karakter itu adalah imbangan yang tetap antara hidup batinnya seseorang dengan segala macam perbuatannya. Oleh sebab itu, seolah-olah menjadi lajer atau sendi di dalam hidupnya, yang lalu mewujudkan sifat perangai yang kusus buat satu-satunya manusia. Menurut Prof. Furqon Hidayatulloh selaku Dekan FKIP UNS sekaligus penulis buku GURU SEJATI: “Membangun Insan Berkarakter Kuat & Cerdas, pendidikan karakter ini membutuhkan teladan dan pola pembiasaan dari siswa dengan lingkungannya. Bangsa ini hanya bisa diobati dengan pendidikan karakter yang ruhnya terletak pada bidang pendidikan.

Mengapa perlu desain yang besar bagi Pendidikan Karakter ?
Di sini saya mencoba mengangkat bagaimana desain pendidikan karakter berawal, dari mana dimulai dalam mendesain? saya berasumsi bahwa peletakan format, konsep, dan desain pendidikan karakter bermula dan ditanamkan serta dikembangkan di dalam mozaik bidang Pendidikan, karena apa? saya rasa pendidikan merupakan sarana yang tepat dalam menanamkan dan membumikan karakter, lewat pendidikan merupakan pilihan yang tepat untuk menindaklanjuti karakter suatu bangsa, hal ini senada dengan amanat dalam Sistem Pendidikan Nasional bahwa pembentukan karakter merupakan salah satu tujuan pendidikan nasional. Pasal I UU Sisdiknas tahun 2003 menyatakan bahwa di antara tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kecerdasan, kepribadian dan akhlak mulia. Amanah UU Sisdiknas tahun 2003 itu bermaksud agar pendidikan tidak hanya membentuk insan Indonesia yang cerdas, namun juga berkepribadian atau berkarakter, sehingga nantinya akan lahir generasi bangsa yang tumbuh berkembang dengan karakter yang bernafas nilai-nilai luhur bangsa serta agama. Selain itu juga kita dapat menilik dalam ajaran Islam bahwa Rasululloh SAW diutus oleh Allah SWT untuk menyempurnakan akhlak (Innama bu itstu liutammima makarimal akhlak). Telah tergambar jelas, Suri tauladan kita secara langsung ditus Allah untuk memperbaiki akhlak kita, moral, atau karakter kita dalam kehidupan sehari-hari lewat Al Qur’an dan Sunnah, kini saatnya kita mengemban dan memegang tongkat estafet dalam turut serta membangun karakter bangsa Indonesia ini.

Membangkitkan Kembali Pendidikan Karakter menjadi the Great desain
Quo Vadis Pendidikan Karakter? Mau dibawa kemana pendidikan karakter kita di tengah keterombang-ambingan persoalan moral yang menciderai karakter bangsa? Sebuah realita yang mau tak mau karakter bangsa harus dibangkitkan kembali, membumikan nilai-nilai karakter di tengah-tengah kehidupan global ini. Akan tetapi membentuk karakter bangsa tidaklah semudah membalikan telapak tangan, karena itu semua diperlukan political will yang kuat dari pihak pemerintah karena pemerintah memiliki kekuasaan atau power dalam mengimplementasikan pendidikan karakter ini. Sejarah bangsa Indonesia mencatat bahwa pada dua dasawarsa pascakemerdekaan Indonesia pembangunan nasional yang digarap pertama kali adalah di bidang politik yakni membangun bangsa dan karakter seluruh masyarakat Indonesia yang berisi semangat nasionalisme, rasa cinta tabah air (Wibisono, 1998: Poespowardojo, 1991 : 2). Melihat hal tersebut telah tergambar jelas bahwa pembangunan pendidikan karakter telah menjadi agenda besar bangsa Indonesia sejak lama. Dan kini saya rasa bahwa pentingnya pendidikan karakter dalam membangun generasi bangsa dan muda yang nantinya akan menjadi Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki karakter kuat, maka diperlukannya pendidikan karakter yang sangat tepat dalam pengimplementasiaanya sebagai sebuah desain yang besar bagi pengembangan karakter, perlunya sebuah kerjasama yang saling mendorong baik dari keluarga, masyarakat, pemerintah, maupun dari pihak pendidikan, yakni sekolah, lembaga pendidikan (sekolah) merupakan sarana yang tepat dan strategis dalam membentuk karakter anak didik (bangsa) karena dimulai dari situlah, dari tauladan seorang pendidik akan didapatkan generasi bangsa atau peserta didik yang mencerminkan karakter baik dalam sikap, perilaku, maupun ucapannya. Hemat saya, the great of Character yang saya ambil dari beberapa sumber bahwa dalam menerapkan pendidikan karakter tentang penanaman nilai-nilai luhur itu berdasarkan pada Agama yang telah jelas dalam agama mengatur akhlak atau karakter baik dan juga ideologi kita yakni Pancasila yang juga dijadikan dalam sumber penanaman karakter serta UU No 20 tahun 2003 tentang sisdiknas kesemua sumber tersebut menjadi acuan dalam menerapkan desain nilai-nilai karakter dengan menginternalisasi nilai-nilai tersebut menjadi integratif dan tak luput dari itu semua, diperlukan sebuah tindakan nyata untuk merealisasikannya dengan metode mengajarkan nilai-nilai karakter, keteladanan dari seorang pendidik yang mana guru dalam bahasa jawa berarti digugu lan ditiru sesungguhnya menjadi jiwa bagi pendidikan karakter itu sendiri. Selain itu juga menentukan prioritas dengan menerapkan standar karakter yang ingin dicapai kemudian membuat praksis prioritas tersebut dengan memverifikasi sejauh mana realitas pendidikan karakter dilaksanakan juga perlunya refleksi atas pendidikan karakter itu sendiri. Terlebih lagi penerapan pendidikan karakter jika ditanamkan di lembaga sekolah diperlukan proses pembudayaan dan pemberdayaan dari setiap satuan pendidikan itu sendiri, dan bantuan keluarga serta masyarakat dengan pola pembiasaan atau habituasi yang diimbangi dengan pendukung dari kebijakan itu sendiri maupun aparat dalam pendidikan sehingga dapat menghasilakn output berupa perilaku yang berkarakter dalam kehidupan sehari-hari. Adapun nilai-nilai luhur dari karakter yang ingin dicapai antara lain adalah : religious, jujur, toleransi, disiplin, bersahabat/komunikatif, cinta damai, peduli lingkungan dan social, demokratis, cinta tanah air, nilai moral, dll. Pendidikan Karakter dapat dibangkitkan kembali dengan konsep besar yang kesemuanya harus dilibatkan secara optimal dan sinergi yang kuat dalam menangani berbagai persoalan karakter bangsa ini. Pertanyaan kembali ke anda, mungkinkah membangkitkan kembali pendidikan karakter bangsa ?

*Rabu, 2 Januari 2012 5:17 am*

0 komentar:

Posting Komentar