Ahlan Wa sahlan di Catatan nir.. Semoga menginspirasi bagi yang menikmatinya ^_^ Salam embun

Selasa, 01 Januari 2013

Tak Sekedar Mengaji






Penghujung tahun 2012, merefleksi tahun ini apakah sudah banyak kebaikan yang telah diperbuat, apakah telah sabar, tawwakal dalam mengarungi hidup, apakah ilmu yang dipelajari telah diamalkan? tak hanya tahun ini saja, akan tetapi perefleksian tahun2 kemarin guna perbaikan totalitas tahun 2013 dan Insya Allah tahun selanjutnya… aamiin…
Di Penghujung tahun ini, sebuah pelajaran kembali saya dapatkan, bahwa tak selamanya orang pandai itu secara aplikatifnya juga pandai, orang berilmu secara praktiknya dapat menerapkan wawasan ilmunya, orang yang telah lama bahkan sedari buaian telah diterapkan nilai-nilai kebaikan juga belum tentu menjadi orang baik. 
Tidak bermaksud menjelek-jelekan orang, dan saya pun tidak akan menyebut siapakah dia, di mana rumahnya, dll. Akan tetapi sosoknya ini dapat menjadi pelajaran buat kita semua, 
“Seperti biasa rutinitas saya setiap Ahad, saya menjumpai sosok yang dari pengakuannya sendiri telah lama menuntut ilmu agama, orangtua telah mendidiknya kajian Islam sedari kecil, kuantitas memperdalami agama lebih lama dari saya, dan mungkin banyak lebihnya dari pada saya, ketika itu saya tidak sengaja mendengar berbagai pembicaraan beliau dengan rekannya, dan tanpa saya sadari mereka membicarakan keluarga besar saya, ternyata beliau mengenalnya, akan tetapi tak berhenti di situ saja, berbagai cerita mengenai keluarga saya telah dicampur bumbu yang tidak sedap, kebanyakan garam, kurang air, terlalu banyak memakai MSG bahkan kelebihan sehingga rasanya “eneg”, bahkan masakan ceritanya menjadi hitam pekat, Gosong.  Saya yang mendengar hanya bisa beristighfar, nampaknya mereka memang tidak tahu kalau saya adalah bagian dari keluarga yang sembarangan mereka masak ceritanya sendiri itu, saya ingin meluruskan cerita ‘gosong’ tadi akan tetapi mereka semakin menambah kapasitas api yang membara, tapi hanya doa yang saya panjatkan, agar diberi Hidayah oleh Allah, s.w.t”. 
Hmmm, hai orang berilmu !
Bukankah, penentuan kuantitas lamanya menuntut ilmu, mengaji, mengkaji agama secara otomatis akan berhubungan dengan kualitas iman seseorang? Nampaknya, belum semua, ada orang yang telah lama mengaji tingkat iman, pemahaman, ketawaduan, keistiqomahannya juga semakin tebal, ada yang baru saja mengaji, sudah tebal segalanya, tapi ada juga yang telah lama mengaji, justru tipis pemahamannya, bahkan tidak berpemahaman sekalipun. Ahh, saya rasa itu tergantung bagaimana pribadinya, tapi setidaknya, apakah tidak malu kepada Sang Maha Segalanya jika perbuatan kita selalu buruk padahal kita aktif mengaji, menuntut agama?? 
Cerita tadi menegaskan Jangan sesekali mencampur antara yang Hak dan batil, yang belum tahu antara kebenaran atau kesalahannya karena “Celakalah bagi setiap pengumpat dan pencela” (QS.Al Humazah : 1)
Dan jika kita mengetahui aib dari saudara hendaklah ditutupi jangan justru disebarkan ke yang lain… “……jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada di antara kamu menggunjing sebagaian yg lain. Apakah ada di antara kamu suka makan daging saudaranya yang sudah mati? …” (QS. Al Hujurat : 12)
“……hendaklah mereka mengucapkan perkataaan yang lebih baik(benar)……” (QS. Ai Isra’ : 53)
Hal tersebut memang sudah biasa, dan saya tidak mau ambil pusing, karena kita sama-sama tahu, sama-sama menuntut ilmu, toh kita sendiri yang akan mempertanggungjawabkan perbuatan di hadapan Allah kelak…
*Nduk, memang belum tentu bekal agama dari kecil dapat menjadikan baik sekarang ini, dan ternyata di luar sana juga belum tentu orang lain suka melihat keluarga kita bahagia, nasehat ibu ^_^
Tak sekedar mengaji, pemahaman dan juga implementasinya juga harus berbobot,
*Maqamhaji, penghujung tahun 2012 : 10:14 am*

0 komentar:

Posting Komentar